Cold Storage memiliki peran yang sangat penting di tengah ekosistem pangan nasional. Keberadaan fasilitas penyimpanan tersebut menjadi tulang punggung di dalam aktivitas distribusi produk pangan baik lokal maupun global.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID FOOD Frans Marganda Tambunan saat menjadi narasumber dalam Kuliah Tamu Program Studi Teknik Logistik, di Universitas Pertamina, Jakarta, Jumat, (16/12/2023). Menurutnya, keberadaan rantai dingin akan sangat menentukan keberlanjutan rantai pasok logistik, karena berperan untuk menyimpan, mempertahankan kualitas, mencegah kerusakan, serta menjaga keamanan pangan sampai ke konsumen.
Untuk itu, ID FOOD saat ini tengah mendorong pengembangan bisnis cold storage. Langkah ini dirancang sebagai upaya integrasi rantai pasok pangan di lingkup Holding BUMN Pangan, serta untuk mendukung penguatan ekosistem pangan nasional. Ia memaparkan, urgensi pengembangan cold storage di ID FOOD tidak terlepas dari roadmap pengembangan bisnis dan penugasan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan, di antaranya melalui penugasan program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan penyaluran bantuan pangan daging dan telur ayam bagi Keluarga Risiko Stunting (KRS).
Kegiatan yang dihadiri mahasiswa serta segenap civitas akademika Universitas Pertamina tersebut bertujuan untuk mengenalkan rantai pasok pangan dan pengelolaannya yang dilakukan oleh BUMN Indonesia melalui ID FOOD, serta mengenalkan konsep, implementasi, dan investasi cold storage dalam rantai pasok pangan Indonesia. Selain itu, juga untuk menyediakan sarana kepada para peserta acara untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang pemanfaatan ilmu ekonomi teknik pada rantai pasok pangan dan meningkatkan komunikasi antara Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina dengan dunia industri dan masyarakat secara umum.