JAKARTA – PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID FOOD telah menyiapkan skema untuk melakukan penyerapan gula petani tebu secara masif. Langkah ini merupakan upaya penyelamatan di tengah kondisi masih menumpuknya stok gula petani di gudang sejumlah pabrik gula.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama ID FOOD Ghimoyo, Jumat, (29/08/2025), di Jakarta. Menurutnya, penyerapan gula oleh ID FOOD dilaksanakan menyusul diberikannya suntikan dana berupa shareholder loan dari PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM senilai Rp 1,5 triliun.
"Dengan adanya dukungan permodalan ini, ID FOOD dapat lebih optimal menyerap gula petani. Kami memastikan harga beli minimal sesuai Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah agar petani memperoleh kepastian pasar, serta mendapat keuntungan dengan harga gula di tingkat petani yang terjaga," ujarnya.
Ghimoyo mengatakan, melalui skema ini ID FOOD akan melakukan offtake gula petani tebu yang berasal dari pabrik gula PT PG Sinergi Gula Nusantara (SGN) maupun pabrik gula milik ID FOOD sendiri. “Penyerapan yang akan dilakukan berfokus pada gula petani tebu. Diharapkan aksi ini dapat menjadi stimulus guna membantu pemerintah membentuk stabilitas harga gula dari hulu hingga hilir,” sebutnya.
Sampai dengan Agustus ini secara umum telah dilakukan penyerapan sebanyak 58 ribu ton gula petani. Terdiri dari 21,5 ribu ton dari pabrik gula SGN, 8,5 ribu ton dari pabrik gula ID FOOD, pembelian SGN kepada petani 6,9 ribu ton, dan penyerapan 21,5 ribu ton oleh asosiasi pedagang dari pabrik gula SGN.
“ID FOOD berkontribusi sebesar 51% dengan melakukan penyerapan sebanyak 30 ribu ton yang berasal dari 10 pabrik gula, yaitu PG Semboro, PG Assembagoes, PG Pradjekan, PG Gempolkrep, PG Djatiroto, PG Krebet Baru, PG Sindanglaut, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Candi Baru,” paparnya.
Lebih lanjut, Ghimoyo menjelaskan, di tengah upaya ID FOOD melakukan offtake gula petani ini pihaknya sangat berharap agar rembesan gula rafinasi dapat dihentikan, sehingga tidak menimbulkan tambahan tekanan pada biaya logistik maupun aspek pembiayaan yang tengah berjalan.
Menurutnya, turunnya harga gula petani saat ini salah satunya dipengaruhi oleh rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi. Kondisi ini berdampak pada melemahnya harga jual gula produksi petani tebu lokal yang ditandai dengan masih menumpuknya stok gula di gudang pabrik gula akibat gagalnya proses lelang gula di sejumlah pabrik gula.
"Terkait rembesan gula rafinasi ini kami telah melaporkan dan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian serta Badan Pangan Nasional. Diharapkan dengan pengawasan yang semakin ketat peredaran gula rafinasi dapat dibatasi sesuai dengan peruntukannya, yakni hanya untuk kebutuhan industri, bukan masuk ke pasar konsumsi," ujarnya.
Ghimoyo meyakini, langkah offtake gula petani yang dilakukan ID FOOD sejalan dengan mandat perusahaan sebagai BUMN pangan dalam menjaga stabilitas harga komoditas strategis nasional. Selain melindungi petani dari gejolak harga, kebijakan ini juga ditujukan untuk mendukung keberlanjutan produksi gula nasional.
"Dengan harga beli yang kompetitif, kami ingin mendorong minat petani untuk terus menanam tebu. Hal ini penting agar pasokan gula dalam negeri semakin tumbuh dan ketahanan pangan nasional semakin kuat," ungkap Ghimoyo.