JAKARTA – Tren harga beras yang mulai menunjukkan penurunan perlu dijaga konsistensinya melalui langkah pendistribusian secara massif untuk memastikan ketersediaan beras secara merata di masyarakat. Guna mendukung hal tersebut, Holding BUMN Pangan ID FOOD terus memperluas penyaluran beras SPHP.
Pernyataan ini disampaikan oleh SVP Sekretaris Perusahaan ID FOOD Yosdian Adi Pramono, Rabu, (10/9/2025), di Jakarta. Menurutnya, langkah ID FOOD turut melakukan pendistribusian beras SPHP merupakan bentuk komitmen perusahaan mendukung stabilitas harga dan pasokan pangan nasional.
“Kami terus memperkuat pendistribusian beras SPHP bersama Bulog agar tren harga beras yang mulai menurun ini bisa dijaga keberlanjutannya. Upaya ini tidak hanya berfokus pada ketersediaan, tetapi juga memastikan keterjangkauan harga bagi masyarakat,” jelas Yosdian.
Sampai dengan September 2025, melalui tiga anak perusahaan perdagangannya, yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Rajawali Nusindo, dan PT GIEB Indonesia, ID FOOD telah menyalurkan 6,4 ribu ton beras SPHP. Pendistribusian tersebut dilakukan di 200 titik yang tersebar di berbagai daerah, dengan rincian 6,3 ribu ton disalurkan oleh Rajawali Nusindo dan 118 ton oleh PPI dan GIEB Indonesia. Untuk memperluas akses masyarakat terhadap beras yang terjangkau, ID FOOD juga melakukan penyaluran beras SPHP melalui gerai modern market. Sampai dengan Agustus 2025, untuk penyaluran melalui modern market telah terealisasi sebanyak 6 ribu ton.
“Kita telah melakukan penyaluran melalui pasar modern sejak Januari 2025, diantaranya melalui Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lion Superindo, Tip Top, Tri, Naga Swalayan, dan Hero. Jadi Masyarakat bisa mendapatkan beras SPHP di gerai-gerai tersebut,” tuturnya.
Yosdian menambahkan, ID FOOD juga melakukan pendistribusian beras SPHP melalui kegiatan bazar bertajuk Gerakan pangan Murah (GPM) yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian pada akhir Agustus lalu. “ID FOOD menggelar GPM SPHP di 76 titik di seluruh Indonesia. Dalam kegiatan ini BUMN sektor pangan berkontribusi menyalurkan sekitar 4,4 ribu ton beras SPHP,” terang Yosdian.
Lebih lanjut, Yosdian mengatakan, langkah penyaluran ini akan terus digencarkan hingga akhir tahun. “Kolaborasi penyaluran beras SPHP antara ID FOOD dengan Bulog diharapkan mampu menjaga tren penurunan harga beras yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir,” ujarnya.
Adapun tren penurunan harga beras terlihat berdasarkan data Panel Harga Pangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), per 10 September 2025 rata-rata harga beras medium nasional untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi) tercatat Rp13.491/kg. Angka tersebut masih berada di bawah Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp13.500/kg, serta lebih rendah dibandingkan bulan lalu atau Agustus 2025 yang berada di kisaran Rp13.820/kg.
Tren penurunan harga juga terjadi pada beras SPHP, per 10 September ini untuk zona 1 ratarata berada di harga Rp 12.267/kg, atau turun disbanding bulan lalu yang berada di harga Rp 12.321/kg. Harga beras SPHP secara nasional juga konsisten berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk semua zona. Di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi) misalnya, harga rata-rata beras SPHP Rp 12.267/kg atau berada di bawah HET Rp 12.500/kg.
“Harga beras yang berangsur turun ini menunjukkan dampak positif dari masifnya intervensi dan kolaborasi penyaluran beras SPHP di berbagai daerah,” sebut Yosdian. Sementara itu, masyarakat juga menyambut baik upaya peningkatan distribusi beras SPHP. Konsumen di pasar tradisional mengaku lebih mudah mendapatkan beras dengan harga yang lebih terjangkau.
“Sekarang beras SPHP lebih gampang dicari di pasar, harganya juga lebih murah dibanding bulan lalu. Sangat membantu kebutuhan rumah tangga kami,” ujar Gita (38 tahun), Ibu rumah tangga di Depok. Sejalan dengan itu, pedagang pasar juga menilai pendistribusian beras SPHP berdampak positif terhadap stabilitas pasokan. “Stok beras di jadi lebih terjamin, dan pembeli juga senang karena ada pilihan harga yang lebih ramah di kantong,” ungkap Catur, pedagang di Jakarta.
ke depan, ID FOOD akan terus memperkuat distribusi pangan pokok strategis, memperluas titik penjualan, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan stok bagi masyarakat. “Kami optimistis, dengan sinergi BUMN pangan, Bulog, dan pemerintah daerah, stabilitas harga pangan dapat terjaga hingga akhir tahun. ID FOOD berkomitmen untuk menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” tutup Yosdian.