×
Sinergi PTPN Group dan ID Food, Dorong Pengembangan Produk dan Perluas Pangsa Pasar Teh

Jakarta, 17 November 2022 – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bersinergi dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD untuk mendukung pengembangan produk dan perluasan pangsa pasar teh dalam negeri. Sinergi ini dilakukan melalui kerja sama antar anak perusahaan, yakni PTPN IV, yang akan mengakuisisi perkebunan teh milik PT Mitra Kerinci, sebagai anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung pengembangan produk dan perluasan pangsa pasar teh dalam negeri.


Rencana akuisisi tersebut, telah diawali dengan penandatanganan perjanjian jual beli aset bersyarat oleh Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno yang diwakili SEVP Business Support PTPN IV, Budi Susanto dan Direktur PT Mitra Kerinci Arief Maulana Yamin di Gedung Agro Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (16/11/2022).


Penandatanganan perjanjian jual beli aset bersyarat tersebut disaksikan oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani dan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Frans M. Tambunan. Turut hadir, antara lain Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto, dan Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Zuryati Simbolon.


Dalam sambutannya, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyampaikan, bahwa penandatanganan perjanjian jual beli aset bersyarat ini merupakan bagian dari rencana integrasi BUMN Perkebunan dan Pangan guna pemenuhan ketahanan pangan nasional. “Salah satunya adalah untuk meningkatkan produksi teh nasional,” ujarnya.


Abdul Ghani mengatakan, setelah penandatangan perjanjian jual beli aset bersyarat ini, baik management PTPN IV maupun PT Mitra Kerinci, harus tetap berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh kondisi prasyarat sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan target timeline. “Termasuk persetujuan pemegang saham, untuk penggunaan anggaran dan penyelesaian proses balik nama serta perpanjangan HGU,” imbuhnya.


“Transaksi ini dilandasi semangat “kekeluargaan”, sehingga prosesnya relatif dapat diselesaikan lebih smooth”, tambah Ghani.


Demikian juga Direktur Utama PT RNI (Persero) / ID FOOD Frans M. Tambunan. Dalam sambutannya, dia mengatakan, bahwa hal ini sebagai bagian dari sinergi dengan BUMN perkebunan dalam menciptakan ekosistem teh dengan mengangkat kembali budaya teh Indonesia. Jika di hulu perkebunan teh Kerinci nanti akan dikelola PTPN, maka peran ID FOOD di hilir akan dioptimalkan dalam pendistribusian dan penetrasi pasarnya.


Frans menilai, komoditas teh memiliki peluang ekspor yang cukup besar. Oleh karena itu, sinergi dengan PTPN ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat konsumsi teh ke negara-negara Anggota G20 maupun negara berkembang lainnya. Hal ini, lanjutnya, karena sepanjang tahun 2022 terdapat minat ekspor teh Kerinci ke sejumlah negara tujuan, seperti Taiwan, Jerman dan Malaysia dengan produk black tea dan special tea. “Termasuk minat konsumsi lokal, seperti produk green tea menjadi favorit konsumsi lokal di Indonesia,” jelas Frans.


Rencana akuisisi PT Mitra Kerinci oleh PTPN IV mendapat sambutan baik dari Kementerian BUMN, melalui Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto. Sebagaimana arahan  Presiden  RI  Joko Widodo dalam agenda  B20, kata Ferry, guna menyikapi tantangan ekonomi dunia yang masih belum cukup stabil,  perlu  ada  grand  strategy agar  dapat menghadapi kondisi tersebut. “Hal ini juga sejalan dengan apa yang telah kita mulai di Kementerian BUMN melalui hilirisasi industri, pengembangan energi hijau (green industry), dan digitalisasi,” ujarnya.


Meski komoditas teh tidak berdampak signifikan bagi perusahaan, mengingat kontribusi pendapatannya tidak cukup besar, tetapi Ferry meyakini upaya-upaya perbaikan dan inisiatif ini dapat  mendorong  kinerja  bisnis  teh  di PTPN Group,  memberikan  manfaat  bagi  masyarakat dan negara, serta menjadikan produk teh nasional lebih dikenal secara global.


“Ini baru langkah awal dan ada beberapa tahap lagi yang harus kita lalui,  kami  memberikan  apresiasi  atas  upaya  baik  yang  telah  dilakukan  PTPN  Group, PT  Mitra  Kerinci, dan RNI untuk  dapat  melaksanakan  penandatangan  perjanjian  jual beli aset bersyarat ini,” ungkap Ferry.  


Hal senada juga disampaikan Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN, Zuryati Simbolon. Menurutnya, rencana akuisisi tersebut merupakan salah satu wujud sinergi antar BUMN guna mengoptimalkan setiap lini usaha perusahaan. "Untuk lebih kuat dan fokus pada core business, maka PT Mitra Kerinci diserahkan kepada yang lebih ahli, yakni PTPN," ujarnya.


Perlu diketahui, bahwa PT Mitra Kerinci merupakan Anak Perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia yang sudah berdiri sejak 1990 di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Selain memiliki kebun dengan izin Hak Guna Usaha seluas 2.025 hektare, perusahaan ini juga mengelola pabrik, menjalankan budidaya, produksi dan penjualan produk teh Green Tea Grade, Black Tea Leafy Grade, dan Black Tea Broken Grade dengan merek Liki Tea di setiap produknya.


PT Mitra Kerinci memiliki kapasitas produksi 2.000 ton black tea kering per tahun dan 2.200 ton green tea kering per tahun. Kebun Liki Tea juga dimanfaatkan sebagai agrowisata. Selain itu, lima titik air terjun yang ada di lokasi tersebut juga potensial dimanfaatkan untuk pengembangan pembangkit listrik.