JAKARTA – PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI bersiap melaksanakan giling tebu masa tanam 2021 pada akhir Mei dan awal Juni pertengahan tahun ini. Giling dilaksanakan di 5 (lima) pabrik gula RNI yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan target produksi sekitar 282 ribu ton gula kristal putih atau meningkat 22 persen (%) dibanding produksi tahun lalu yang berada di angka 231 ribu ton.
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, di Komplek DPR RI, Jakarta, Rabu, 19 Mei 2021, mengatakan, pada giling tahun ini RNI menargetkan jumlah tebu digiling sebanyak 3,4 juta ton, meningkat dibanding tahun 2020 sebanyak 3,2 juta ton. Ia juga memproyeksikan terjadi peningkatan rendemen pada tahun ini menjadi 8,10%. Proyeksi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dari lini industri gula sehingga mendukung pencapaian target kinerja tahun 2021.
Arief mengatakan, aktivitas giling tebu akan memberikan dampak positif bagi neraca gula nasional. Diharapkan dengan mulai berjalannya produksi di pabrik gula RNI Group, maka selain ada tambahan pasokan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional di semester II 2021, RNI turut mengoptimalkan petani tebu lokal di Indonesia.
Sehingga, tercipta keseimbangan antara stok dan kebutuhan yang berdampak pada keterjangkauan dan stabilitas harga gula di tingkat masyarakat.
Ia pun memastikan, gula yang sudah diproduksi segera didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun sebelumnya akan dicek kelayakannya melalui tahap quality control serta dilakukan pengemasan yang terstandarisasi atau sesuai dengan SNI. “Hal tersebut untuk memastikan masyarakat mendapatkan gula yang baik dengan harga terjangkau,” ungkapnya.
Lebih lanjut Arief mengatakan, kelima pabrik gula RNI Group yang akan melaksanakan giling pertengahan tahun ini adalah PG Redjo Agung Baru di Madiun pada 20 Mei dan PG Krebet Baru Malang pada 25 Mei yang dikelola oleh PT PG Rajawali I dengan target produksi 193 ribu ton gula. Selain itu ada PG Candi Baru di Sidoarjo yang akan memulai giling pada 25 Mei dengan target produksi 31 ribu ton gula. Sedangkan, di Jawa Barat, ada dua pabrik gula yang dikelola PT PG Rajawali II yang juga akan melaksanakan giling, yaitu PG Tersana Baru Cirebon pada 25 Mei dan PG Jatitujuh Majalengka pada 4 Juni, dengan total target produksi 58 ribu ton.
“Kami berharap, giling tebu tahun ini berjalan lancar dengan produksi sesuai target yang telah ditetapkan,”jelasnya.
Untuk itu berbagai persiapan telah dilakukan sebelumnya, dari mulai lini on farm melalui persiapan lahan dan budidaya tebu dengan proyeksi areal lahan tebu pada produksi tahun 2021 sebesar 46 ribu hektar. Persiapan off farm melalui perbaikan dan perawatan mesin serta instalasi pabrikasi, serta memperkuat kemitraan dengan Petani Tebu Rakyat sebagai mitra strategis perusahaan,” ujarnya.
Arief menegaskan, dalam aktivitas gilingnya RNI memprioritaskan pemberdayaan dan penyerapan gula milik petani tebu rakyat. Keberadaan petani tebu rakyat sangat penting bagi keberlangsungan pabrik gula bahkan industri gula nasional.
“Dengan menyerap tebu petani maka menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku tebu bagi pabrik serta mendukung petani rakyat lebih giat dan bersemangat dalam menanam dan meningkatkan luas areal tebunya,” ujarnya.
Adapun gula masih menjadi bisnis utama RNI, perkembangan bisnis gula RNI di dalam negeri cukup bersaing dengan market share RNI di pasar gula konsumsi Indonesia sekitar 12%.